SMCP = Standard Marine Commmunication Phrases

Untuk menjadi seorang pelaut internasional yang bekerja di kapal-kapal berbendera Eropa, Amerika atau Australia, maka seorang pelaut harus memahami Standard Marine Commmunication Phrases (Kalimat-Kalimat Baku Komunikasi Laut) atau yang lebih dikenal dengan SMCP. Berdasarkan Konvensi Internasional STCW 1978 (revisi 1995) SMCP menjadi syarat bagi para perwira -- meskipun hanya beroperasi di kapal nasional -- yang bertugas melaksanakan pengawasan navigasi kapal di atas 500GT.

Pembuatan draft awal SMCP sebenarnya sudah dimulai sejak 10 Juni1997. Dan sebelum adanya SMCP, maka para pelaut internasional menggunakan Standard Marine Navigational Vocabulary (Kosakata Baku Navigasi Laut) atau yang dikenal sebagai SMNV. SMNV terakhir disetujui oleh IMO pada 1985. SMCP adalah wujud pengembangan dari SMNV sehingga terdapat tambahan dan penyempurnaan terhadap SMNV. Baik SMNV dan SMCP memiliki 2 tujuan yang sama yaitu:
- membantu secara penuh keselamatan navigasi dan arah kapal
- menjadi bahasa baku yang digunakan dalam komunikasi navigasi di laut, pelabuhan, perairan dan kapal dengan kru multibahasa

Tetapi SMCP memliki satu lagi tujuan yang tidak terdapat pada SMNV yaitu:
- membantu lembaga pelatihan maritim untuk mencapai tujuan-tujuan di atas

Sejarah Singkat SMCP

Kebakaran di kapal "Scandinavian Star" dengan 158 orang tewas serta kandasnya kapal tanker "Sea Empress" yang merusak lingkungan laut dan pesisir sekitar Milford Haven di Wales (Inggris) disebabkan karena pengetahuan bahasa Inggris -- teknis maritim -- yang tidak memadai yang menghasilkan 2 kejadian tragis: banyaknya korban serta kerusakan pada ekosistem.

Penyelidikan pada kasus "Scandinavian Star" menyimpulkan bahwa penyebab utama terjadinya jumlah korban yang besar adalah komunikasi yang buruk antara awak dan penumpang akibat pengetahuan bahasa Inggris yang buruk dari kru kapal. Hal ini menyulitkan proses evakuasi penumpang.

Kasus "Sea Empress" yang pada awalnya hanya menumpahkan 2500 ton minyak mentah dan sebenarnya bisa diminimalkan. Akibat "salah komunikasi" yang dilakukan oleh juru masak Kanton yang bekerja di kapal tugboat Cina "De Yue" yang sebenarnya hendak menolong "Sea Empress" justru mengakibatkan tumpahan minyak semakin banyak hingga mencapai 71.800 ton.

Profesor Peter Trenkner

IMO menunjuk profesor Peter Trenkner (Jerman) untuk memimpin pembuatan SMCP ini. Dan banyak organisasi lain yang terlibat dalam majelis ini seperti:
12 perusahaan perkapalan internasional
British Broadcasting Corporation (BBC)
Danish State Railways (Ferry Line Division)
German Association of Maritime English.
The German Federal Chamber of Maritime Pilots
The German Navy (SAR Command)
The German Ship-owner Association
IMO (Various Sub-Committees)
INMARSAT
Institute for Ship-handling and Simulation (ISUS)
International Association of Lighthouses and Marine Aids to Navigation (IALA, VTS Committee).
International Hydrographical Organization (IHO)
International Maritime Lecturer Associations (IMLA) (Maritime English Commette)
International Association of Maritime Pilots
International Telecommunication Union (I.T.U.)
Japanese Ship-owner Association
Norwegian Ship-owner Association
U.S. Coast Guard
World Meteorological Office (W.M.O.)

Terdapat beberapa profesional lain yang terlibat dalam pembuatan draft awal SMCP ini. Pada 10 Juni 1997 draft SMCP disebar ke kapal-kapal di seluruh dunia untuk diuji coba. Setelah selesai masa uji coba, maka pada 10 hingga 14 juli 2000 (sidang IMO ke-46) disetujuilah SMCP yang sudah diamandemen (mengalami pengurangan dan penambahan). IMO memberlakukan secara resmi SMCP pada 20 Nopember 2001.

SMCP Versi Bahasa Indonesia

Sepanjang yang saya ketahui terjemahan SMCP yang benar-benar sudah lengkap terdapat dalam 5 bahasa internasional saja: Inggris, Prancis, Rusia, Spanyol dan Yunani. Terjemahan ringkas -- tidak lengkap -- ada dalam bahasa Italia dan Belanda. Saya cukup bergembira mendengar berita bahwa saat ini sebuah lembaga bahasa asing di Indonesia sedang mengerjakan penerjemahan SMCP. Bagi saya, pengerjaan terjemahan SMCP merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan penuh tantangan karena begitu banyaknya istilah-istilah di dunia maritim yang harus diketahui. Terjemahan SMCP yang dilakukan oleh sebuah lembaga bahasa asing tersebut bisa dikatakan sangat bagus dan sangat membantu para pelaut Indonesia. Rencananya buku SMCP tersebut akan diterbitkan secara dwi-bahasa (Inggris dan Indonesia) dengan ketebalan sekitar 400 halaman (ukuran setengah kuarto A4). Untuk harga bukunya bisa ditanyakan langsung kepada penterjemahnya melalui e-mail.

Saya bersyukur bisa melihat draft awal terjemahan pada halaman ke-3 seperti di bawah ini:


Antara SMNV dan SMCP

Jika dibandingkan SMNV adalah lebih sederhana dan kurang lengkap sementara SMCP bersifat melengkapi SMNV.





Daftar Isi Standard Marine Navigational Vocabulary (SMNV)

SMCP dirancang untuk menjadi lebih rinci, lebih padat dan lebih sempurna daripada SMNV. Itulah sebabnya isi buku SMCP lebih tebal daripada SMNV.

 Bendera Isyarat 
 Alfa
Ada penyelaman di bawah saya, menghindarlah dengan kecepatan
"Aku punya penyelam bawah; baik-baik yang jelas pada kecepatan lambat. "
With three numerals, azimuth or bearing. Dengan tiga angka, azimut atau bantalan.

Bravo
 Saya sedang melakukan bongkar/memuat atau membawa barang-barang berbahaya.
Charlie
Ya/ "Afirmatif." * ** * ** Dengan tiga angka, tentu saja dalam derajat magnetik.

Delta
Menghindarlah, saya sulit dikendalikan
Echo
Saya sedang merubah haluan saya ke kanan


Foxtrot
Mesin saya rusak, adakan hubungan dengan saya

Golf
Saya memerlukan seorang pandu (penunjuk jalan)


Hotel
Saya ada pandu di kapal
India
Saya sedang merubah haluan saya ke kiri
Juliet
Saya kebakaran atau ada muatan berbahaya di kapal saya, jauhilah


Kilo
Saya ingin berhubungan dengan anda
Lima
Harap berhenti segera
Mike
Kapal saya berhenti dan tidak bergerak terhadap air/kandas

November
Tidak
Oscar
Ada orang jatuh ke laut
Papa
Di Pelabuhan : Semua awak kapal segera melapor, kapal segera berangkat.
Di Laut : Oleh kapal perangkap ikan, jaring. Saya tersangkut pada suatu rintangan.

Quebec
Kapal saya sehat, mohon pratika

Romeo
R Tanda resi
Sierra
Mesin mundur

Tango
Saya menangkap ikan dengan tawler
Uniform
Anda menuju haluan berbahaya
Victor
 Saya butuh pertolongan
Whiskey
Saya butuh lower

Xray
Segera matikan mesin anda, perhatikan isyarat saya


Yankee
 Saya seret jangkar saya, jangkar saya tersangkut



Zullu
Aku memerlukan tarikan .

" Ketika dilakukan oleh kapal penangkap ikan yang beroperasi di dekat dengan alasan memancing itu berarti: "Saya menembak jaring."
Dengan satu atau lebih angka, waktu (UTC). Dua yang pertama menunjukkan jam dan menit istirahat.

ULAR – ULAR ANGKA & ULAR PENGGANTI



Keterangan :
  1. Bendera navigasi ini berukuran 60 cm x 40 cm.
  2. Yang dapat memakai bendera ini adalah kapal-kapal yang berukuran minimal 20 m




   


Gaji Pelaut Nasional Indonesia (Gambaran)

Berikut ini adalah gambaran gaji pelaut nasional Indonesia.



JENIS KAPAL
GAJI & BONUS (JUTA RUPIAH)
ABK
KAPTEN
1
LCT
4
7
2
TUGBOAT
5.5
10
3
TANKER
6.5
11
4
FERRY
6
9,5
5
PELNI
8
15
6
CARGO
4,5
8
7
OFFSHORE
20
38
8
DAGANG
15
31
9
PESIAR
35
70


DAFTAR ALAMAT AGENT/MANNING PELAYARAN
DI INDONESIA
 
BERNHARD SCHULTE SHIPMANAGEMENT
Crew Service Centre Indonesia
Ruko SENTRA PEMUDA
Jl. Pemuda no.61, kav/blok: 5-6, Jakarta Timur
(Check point: After RM.Suharti & (POM Bensin) RM Sari Bundo).
Phone: 021 - 300 5000 (Extension 102, 104, 105)
Fax : (021) 300 50010
Website: www.bs-shipmanagement.com
Contact person: Capt. Puji Sumarto, Mr. Indra Roring
Jenis Vessel : Any Vessels
Position : All Ranks


PT MULTI KREASI SENALAUT SERVICES (MULTI SERVICE)
Anakida Building fourth floor
Jl. Prof Dr Soepomo #2
Jakarta 12810 - IndonesiaPhone : 021-8290308
Fax : 62-21-8301723
Email :
ptmss@uninet.net.id

Contact Person : Bp. Andrie Firman, Ibu Mona
Jenis Vessel : Seismic Survey, General Cargo, Offsfore vessel
Position : Rating and Officer

PT. JOHS LARSEN
Menara Mulia Bldg 7Fl. Suite 706
Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.9-11
Jakarta 12930
Phone: 6221 5257606
Fax: 6221 5257606
Email: ptjl@dnet.net.id
Website : www.johslarsen.com
Jenis Vessel : Passenger, General Cargo, Tanker
Position : Mostly Ratings

TENAGA BARU NUANSA PERSADA
Jl.Bekasi Timur Raya No.33 A Jakarta 13250 Indonesia
Tel: 62-21-4754578 or 79
SMS info : 085310077177 (AS), 02199550013 (ESIA)
Fax: 62-21-47866277
Email:
crewing@tbnp.co.id

Website:
www.tbnp.co.id
Jenis Vessel : Any Vessel
Position : All Ranks

K LINE INDONESIA
4th Floor Sumitmas II
Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62
Jakarta 12190
Phone : 021-5220808
Fax : 021-30000353
Email :
jktcrewrecruit@id.kline.com, jktcrewrecruit@yahoo.com
Jenis Vessel : Bulk Carrier
Contact Person : Evta (EXT 817), Pulung (EXT 816), Ms. Obertha (ext. 815), Pretty Situmorang (ext. 816)
Position : All Ranks

NYK Lines
Plaza BII 2, Lantai 14
Jalan MH. Thamrin no.51, Jakarta Pusat
Phone : 02-13920320, 021-3902367
Email :
jkt_marine@id.nykline.com
Contact Person : Bp. Parman, Bp. Idrus, Ms.Yuli, Capt. Syamsul Che Mat
Jenis Vessel : Container, Product Tanker, LNG Carrier, Bulk Carrier
Position : All Ratings & Officers

MAERSK LINES
Menara Batavia, lantai 15
Jalan KH. Mas Mansyur, Kav 126, Jakarta Pusat
Phone : 021-2130065359, 08111753473
Email :
asishipjob@maersk.com

Contact Person : Capt.
Jenis Vessel : Container, Tanker, Bulk Carrier
Position : All Ratings & Officers

PT. Sillo Bahari Nusantara
4th Floor Prince Centre II Room 401
Jl. Jend. Sudirman Kav. 3-4
Jakarta 10220
Phone : 021-5733621, 021-5705281, 0215733825
Contact Person : Bp. Peter D. Inkiriwang
Email : peter@sillobatara.com
Website :
www.sillobaharinusantara.com
Jenis Vessel : Supply, Tug boat, Tanker
Position : All Ranks

PT. Berlian Laju Tanker (BLT)
Wisma BSG lantai 10
Jalan Abdul Muis No. 40, Jakarta Pusat
Phone : 021-30060300
Email : rskba@blt.co.id
Website :
www.blt.co.id
Contact Person : Ibu Akanaka
Jenis Vessel : Gas Carrier (Teekay), Tanker
Position : All Ranks

PT. Wahana Rahmah
Jalan Nangka no: 23A, Utan Kayu, Jakarta Timur
Phone : 021-85902764, 021-98130271
Email: wahana-r@centrin.net.id
Contact Person : Bp. AdeSahroni
Jenis Vessel : Suplly AHTS, Tug Boat, Tanker
Position : All Ranks
PT Humpus Intermoda Transportasi
Granadi Building
5th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-1, No. 8 - 9
Jakarta 12950 Indonesia
Phone : 021-2524114 (hunting)
Fax : 021-2524477
Email : recruitment@hits.co.id
Website : www.hits.co.id
Jenis Vessel : Tanker
Position : All Ranks

PT. Multi Delta Sigma

Ruko Mega Grosir Cempaka mas, Blok L no:64
Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat
Phone : 021-71421170
Contact Person : Bp. Fauzon
Jenis Vessel : Tanker
Position : All Ranks

PT PERUSAHAAN PELAYARAN EQUINOX              
Globe Building 4th Floor                    
Jl. Buncit Raya Kav 31-33                  
Jakarta 12470 - Indonesia                   
Tel..: +6221 7918 7006/07                    
Fax: +6221 7918 7097/98                     
Mobile : 0811 133 0312                       
Email: mursalin.ajirachman@yahoo.co. id
muursalin@ppequinox..com
Jenis Vessel : Any Vessel
Position : All Ranks

ALLTRANS MARITIME
JL. Warakas III Gang 3 No. 21 Rt. 007 Rw. 04
Tanjung Priok, Jakarta Utara 14340
Phone: +62 21 43901751 Fax: +62 21 43904783
Email : info@alltrans-maritime.com
Website :
www.alltrans-maritime.com

Jenis Vessel : Tug Boat, AHTS Vessel, Crew Boat, Chem/Oil Tanker
Position : All Ranks

GETRA PERSADA.PT
Jl:Pancoran Timur raya II No:10 Jakarta 12770, Indonesia
Phone: +6221 92082119
Mob :+6281585354445, +6281219003523
Fax: +6221 7985517
E-mail: info_sealine@yahoo.com.sg
Contact Person : Mr. Yusuftien Lee
Jenis Vessel : Supply AHTS
Position : All Ranks

JANGKAR PERKASA INT'L
JL. Melati No.2 Tg. Priok-Jakarta Utara
Phone : 021 - 33980715
Fax : 021 - 32365098
mobile ; 0813 80989475
Email : jangkarperkasa@yahoo.com or md_toga@jangkarperkasa.net63.net
Website : www.jangkarperkasa.net63.net
Jenis Vessel : Tug Boat, Supply AHTS
Position : Mostly Officer

PT. AWEIDHIA
Jl. Kebun Bawang III/NO.36 ABA Building 2floors jakarta uatara
Phone: +62 21 43936669
Fax: +62 21 43933146
E-mail: info@aweidhiajakarta.com
Website url:
www.aweidhiajakarta.com

Contact Person : Saladan Sanggola
Jenis Vessel : Roro, Pallet Carrier
Position: 3rd off/3rd eng/Oiler/Wiper/BSN/AB/OS/Cook/Messman

PT. KORIN GLOBAL MANDIRI
Komplek Apartment Cempaka Mas, Blok E no: 6
Jalan Letjen. Suprapto, Jakarta Pusat 10640
Phone : 021- 42889581-4
Fax : 021- 42889585
Contact Person : Mr. Harya, Mr. Walbiman
Jenis Vessel : Bulk Carrier, Container, Oil/Chem Tanker
Position : All Ranks

PT. AAPL INDONESIA
Graha Saptaindra Building
,
GF; Jl. TB. Simatupang Kav. 18
Jakarta, Indonesia, 12430
Phone: + 62 21 7669030
Email : aapl@aaplindonesia.com
Jenis Vessel : Supply AHT, Barge
Position : All Ranks

PT. TRIGUNA JAYA USAHA BAHARI
Jl. Ganggeng Raya No.88
Kel.Sungai Bambu - Tanjung Priok
Jakarta Utara
Jenis Vessel : Any Various of Korean Ship owner vessel
Position : All Ranks

PT. PAKAR SINAR JAYA
Komplek Genta Plaza, Blok B no: 1-2
Muka Kuning Indah I Batu Aji - Batam
PO BOX 189 Batam Center - Indonesia
Phone : 0778-364413, 0778-364412
Fax : 0778-364413
Contact person : Mr. Tafsir
Web : http://pt.pakarsinarjaya.com/
Email : tafsir_psj@yahoo.com.sg
Jenis Vessel : Supply AHTS, Barge Accomodation
Position : All Officers/Cck/Stewards/Campboss

KMSENTERPRISES
jl. Duku Barat no 3e kel. lagoa Tanjung priok Jakarta utara ( 14270 )
Phone: + 6221-43922475
Fax: +6221-43933753
Email : KMSENTERPRISES@INDOSAT.NET.ID
Contact Person : Sumiyati
Jenis Vessel :
Position : Officer Deck/Off Eng/Cook/Bsn/AB/Oiler

PT. ERICHA MARITIM SERVICES
Kebon Bawang V No, 24 A North Jakarta 14320
Phone: 622191469601, 62214372179
Fax: 62214307603
Contact person : Capt. Spengky Totopandey
Jenis Vessel : Bulk carrier
Position : Cck/Asst.Cook/Messman/Bsn/AB/Oiler/Wiper/Deck Boy,
Deck Cadet, Eng. Cadet


PT SAREKAH MANDIRI JAYA
JL. RAYA CIPAYUNG SETU NO. 75
CILANGKAP - JAKARTA TIMUR
PH/FAX : 845-93931 / 845-93932
PIC : CREWING DIVISION
Jenis Vessel : Supply AHTS, Utility Boat, Storage Tanker
Position : Mostly Officer


 PT.GREEN MARINDO ABADI JAKARTA
Jl. Tawes No. 6 Rawamangun Jakarta Timur
Telp : 62-21-4894272 ( Dirct ) / 4749955-66
Fax : 4895225
Hp : 0817144569
Contact Person : Mr. Fikfik
Jenis Vessel : Chemical Tanker, Reefer Vessel
Position : Ch.Mate/2nd Mate/3rd Mate/1st Eng/2nd Eng/3rd Eng/
Bsn/OS/Oiler/Wiper/Cck/Mess Boy

PT. MERCATOR SERVICES INDONESIA
GADING MARINA BUILDING, 5TH FL, SUITE 505
Jl Boulevard Barat No 1, Kelapa Gading
Jakarta Utara 14240
Phone : 021-4585 3051, 4585 3052, 4585 3053
Fax : 021-4584 3885
Website :
www.mercatorid.com

Jenis Vessel : Bulk Carrier, Container, Tanker
Position : All Ranks

ABM & CIRCLE NAVIGATION
Lingga Darma Building, Jl. Warung Buncit Raya No. 17 Jakarta 12550 INDONESIA
Tel: +6221 7800 167
Fax: +6221 7883 4339
Email: abm-image@centrin.net.id
Operations: NORTH OF JAKARTA TANJUNG PRIOK PORT
Jl. Kebon Bawang VII No. 21 Jakarta 14230 INDONESIA
Phone: +6221 4393 0637 Fax: 4393 5341
Jenis Vessel : Tankers, Cargoes, Bulk Carriers and Passenger Ship
Position : All Ranks

HADI JAYA MAKMUR, PT
Komplek Perkantoran Cempaka Putih
JL. Letjen Suprapto 160 Blok A 7 Jakarta 10640
Tel: (62-21) 70371691
Fax: (62-21) 42877461
Email: info@hadijayamakmur.com
Website:
www.hadijayamakmur.com

Jenis Vessel : Any Vessel
Position : All Ranks

PT PROMACO MITRA UTAMA
Jalan Kelapa Gading III No: 12A
Cililitan Besar, Jakarta Timur
Phone : 3321 5694
Contact Person : Bp. Sony (Crew Mgr), Dave Kumaunang
Jenis Vessel : Crew Boat
Position : Master/Ch. Engineer (mostly officer)

PT. JASINDO DUTA SEGARA
Jl. Raya Bulevard Barat
Rukan Plaza Kelapa Gading Blok C.55
Phone : 021-45851225
fax : 021-45851228
Email : laxsus_43@yahoo.com
Contact Person: Ari
Jenis Vessel : Cargo, Bulk Carrier, Container
Position : All Ranks

PT. MERANTI MAGSAYSAY
Graha Bintang Lt.2
Jl. Talang Betutu no.5, Tosari, Sudirman
Jakarta Pusat 10230
Website : www.merantimagsaysay.co.id
Jenis Vessel : Passenger
Position : Hotel's crew for cruise ship

PT. SUMBER BAKAT INSANI
Sudirman Tower
16th Floor,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 60,
Jakarta 12190 - Indonesia
Tel: (62-21) 5227717
Fax: (62-21) 5227707
Email: Info@sbimanning.co.id
Jenis Vessel : Passenger
Position : Hotel's crew/Deck Ratings/Engine Ratings

PT. AMASNUSA PERSADA
Artha Graha Building 27th Fl, Suite 2701
SCBD Lot. 25 Jl. Jend Sudirman kav 52-53 Jakarta 12190
Phone : 021-5153359/84, 021-5153785
Email : crewing@amasnusa.com
Website : www.amasnusa.com
Jenis Vessel : Container
Position : All Ranks

PT. TRI ABADI MANUNGGAL SEJAHTERA
Jln. Deli No. 15 - B , Kec. Koja, Tg. Priok
Jakarta Utara 14220
Phone : +62 21 4390 8438
Email : triabadi_manunggal@yahoo.com
Website : www.tamas-services.com
Contact Person : Pak Haji Soegeng Maisanggeni : +62 813 8824 5131,
Mbak Yantie : +62 812 1907 6332
Jenis Vessel : Tanker Oil Product, Tug Boat, Supply, Crew Boat
Position : Officer Deck & Officer Engine/AB/Oiler

PT GLOBAL SEAMAN INDONESIA
Jl. Tebet Barat Dalam XA no. 14
Tebet, Jakarta Selatan
Phone 8370 2783 / 8379 2983
Fax 830 0226
Email : multiseaman_ind@yahoo.com
Jenis Vessel : Tanker, Cargo, container, Tug Boat, Long Line
Position : All Ranks

PT PANCAR NIAGA INDONESIA
Jl. Muncang V Blok N No. 10 2nd Floor Muncang Tanjung Priok Jakarta Utara Phone : 021-91274721, +62-813 8219 9849 / +62-813 5947 9000 Fax : 021-43922779 Email : pni.crewing@gmail.com Contact Person : H.M. Taufik Hidayat Jenis Vessel : Tug Boat, Barge Position : Officer Deck & EOfficer Engine


PT. PANATRA DAMAS
Jl. Tebet Barat Dalam Raya No. 79-A
Jakarta Selatan 12810
Phone: 021-8309588, Fax. 021-8301233
Email : panatradamas@indo.net.id or recruit@panatradamas.co.id
Website : www.panatradamas.co.id
Jenis Vessel : Cruise Ship, Tanker
Position : Officer deck/officer Engine/ratings/hotel crews


CTI GROUP JAKARTA
Menara Kuningan, 2nd Floor C1-C2
HR Rasuna Said Blok X-7 Kav 5
Jakarta 12490
Phone: 021 30012415 / 16
Fax: 021 30012417
Email: Jakarta@cti-usa.com
CTI Yogyakarta
Jl. Arimbi RT 19 RW 17
Banguntapan Bantul
Yogyakarta 55198
Jeneis Vessel : Cruise Ship, Cargo
Position : Hotel Crews, ratings

PT. Ratu Oceania Raya (RCCL) Bintaro Trade Center B2 No.5
Sektor 7 Bintaro Jaya
Tangerang 15224
Phone: 021 745 3381
Email: herfiandi@cbn.net.id
Jenis Vessel : Passenger (RCCL, Celebrity and Azamara Cruises)
Position : All Hotel crews


POSIDONIA NAVIGATION PTE. LTD.
Jalan Alur laut No.1, Tanjung Priok - Jakarta Utara 14230
Tel: 62 21 430 2910
Fax: 62 21 43908953
Email: posna@centrin.net.id
Jenis Vessel : Cruise Ship, Supply, Ro-Ro, Cargo, Tanker, Container, Bulk Carrier
Position : All Ranks

PT.GLOBAL CREW MANAGEMENT (GCM)
JL.F.20 Rawabadak Tanjung Priok
Jakarta 14230, Jakarta - Indonesia
Phone : +6221 43900612
Mobile : +6281908482308
Email : crewingmanager_id@yahoo.com ; pelaut_job@yahoo.com
Contact Person : Mr. Bob
Jenis Vessel : AHTS,Survey Vessel,Crew Boat,Tug Boat,Tanker,Bulk Carrier,RORO,Passenger,and Fishing Vessel
Position : All Rank

PT RATU OCEANIA RAYA Bintaro Trade Center B2 No. 12 Sektor 7
Bintaro Jaya Tangerang 15224 INDONESIA
Tel : +6221 745 0325 Fax : +6221 745 4281
Website :
http://www.ratuoceaniaraya.com

Contact Person : Mr. Deddy Herfiandi
Jenis Vessel : Cruise Ship
Position : Hotel Crew

Jenis Diklat, Lama Pendidikan dan Biaya Sertifikat

Biaya-biaya dalam daftar ini bisa berubah sewaktu-waktu dan diberikan hanya sebagai gambaran saja.



NO JENIS DIKLAT HARI BIAYA
1 Basic Safety Training (BST) 8 Rp.1.200.000
2 Survival Craft and Rescue Boat (SCRB) 4 Rp.   800.000
3 Medical First Aid (MFA) 3 Rp.   650.000
4 Advanced Fire Fighting (AFF) 4 Rp.   850.000
5 Medical Care (MC) 5 Rp.   800.000
6 Security Awareness Training (SAT) 1 Rp    550.000
7 Security Awareness Training for Seafarer with Designated Security Duties (SATSDSD) 2 Rp    800.000
8 Basic Oil and Chemical Tanker (BOCT) 6 Rp 1.020.000
9 Basic Liquified Gas Tanker (BLGT) 5 Rp 1.000.000
10 Advanced Liquified Gas Tanker (ALGT) 6 Rp 1.120.000
11 Advanced Oil Tanker (AOT) 6 Rp 1.170.000
12 Advanced Chemical Tanker (ACT) 6 Rp 1.000.000
13 Ship Security Officer (SSO) 3 Rp    700.000
14 Engine Resource Management (ERM) 4 Rp 2.300.000
15 Bridge Resource Management (BRM) 5 Rp 2.300.000
16 Electronic Chart and Display Training (ECDIS) 5 Rp 2.300.000
17 Radar Simulator 5 Rp 1.000.000
18 Arpa Simulator 3 Rp    950.000
19 Fast Rescue Boat (FRB) 4 Rp   2.500.000
20 Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) 21 Rp 2.650.000
21 International Maritime Dangrous Goods (IMDG) Code 5 Rp 1.215.000
22 Crowd And Crisis Management (CCM) - -------
23 High Voltage (Management) - -------
24 High Voltage (Operational) - -------
25 Leadership - -------
26 Maritime English & Marlin Test - -------
27 Cargo Survey - -------
28 Cooking - -------
29 Welding - -------
30 Pemanduan - -------
31 ISM Awareness - -------
32 (BST) REFRESHING 3 Rp    570.000
33 (AFF) REFRESHING 2 Rp    560.000
34 (SCRB) REFRESHING 1 Rp    540.000
35 (MFA) REFRESHING 1 Rp    410.000
36 (MC) REFRESHING 1 Rp    410.000
37 (BOCT) REFRESHING 2 Rp    475.000
38 (BLGT) REFRESHING 2 Rp    475.000
39 (AOT) REFRESHING 2 Rp    620.000
40 (ALGT) REFRESHING 2 Rp    635.000
41 (ACT) REFRESHING 2 Rp    630.000
42 (RADAR SIMULATOR) REFRESHING 2 Rp    650.000
43 (ARPA SIMULATOR) REFRESHING 2 Rp    650.000
44 (GMDSS) REFRESHING - Rp 1.600.000
45 REVALIDASI SEMUA SERTIFIKAT - Rp   250.000

Malahayati | Pahlawan Perempuan Pelaut Indonesia

Hanya 2% dari total pelaut merupakan perempuan. Dan kebanyakannya bekerja di kapal pesiar, kapal ferry dan yang paling sering berada di kapal FOC (Flag of Convenience) dengan perlakuan buruk dan bayaran yang di bawah standar. Kebanyakan perempuan pelaut mengalami diskriminasi dan pelecehan seksual. Tetapi semua itu tidak menyurutkan para perempuan yang benar-benar mencintai pekerjaan sebagai pelaut. Banyak sekali perempuan-perempuan -- baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia -- yang menjadikan pelaut sebagai bagian terpenting dari hidupnya.

Untuk memberikan inspirasi dan -- sekaligus -- motivasi kepada para perempuan, maka kali ini saya berniat menampilkan tokoh sejarah asli Indonesia yang begitu menggemparkan dunia hingga namanya dikenal di Eropa sebagai seorang perempuan pelaut dan sekaligus pahlawan nasional yang sangat disegani di Eropa -- tetapi sayangnya namanya tidak seberapa dikenal di Indonesia ... Malahayati.

Pada masa kejayaan Aceh, akhir abad 15 masehi, Aceh melahirkan seorang tokoh wanita tangguh, bernama Keumalahayati, ia lebih terkenal dengan sebutan Malahayati. Adapun nama Keumala dalam bahasa Aceh itu sama dengan Keumala yang berarti sebuah batu yang indah dan bercahaya.

Berdasarkan sebuah manuskrip yang tersimpan di University Kebangsaan Malaysia din berangka tahun 1254 H atau sekitar tahun 1875 M, Keumalahayati berasal dari kalangan bangsawan Aceh, dari kalangan sultan-sultan Aceh terdahulu.

Dia adalah muslimah pertama dunia yang menjadi laksamana di zaman pelayaran modern. Saat sebagian besar rakyat negeri ini belum memikirkan emansipasi, dia sudah mendobrak batas-batas gender yang baru dibincangkan kemudian.

Nama Malahayati mudah ditemukan di literatur Barat maupun China. Di Indonesia, dia memang tidak sepopuler Cut Nyak Dien, namun oleh peneliti barat, Malahayati disejajarkan dengan Semiramis, Permaisuri Raja Babilonia dan Katherina II, Kaisar Rusia.

Ia hidup di masa Kerajaan Atjeh Darussalam dipimpin oleh Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV yang memerintah antara tahun 1589-1604 M.

Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah sekitar tahun 1530-1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam. (Rusdi Sufi, 1994 : 30-33).

Jika dilihat dari silsilah Keumalahayati dapat dipastikan bahwa dirinya berasal dari darah biru, yang merupakan keluarga bangsawan Istana. Ayah dan kakeknya Malahayati pernah menjadi Laksamana Angkatan Laut, sehingga jiwa bahari yang dimiliki oleh ayah dan kakeknya sangat berpengaruh pada perkembangan pribadinya, seperti kata pepatah, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".

Oleh karena sang ayah dan kakeknya seorang Panglima angkatan Laut, maka jiwa bahari tersebut dapat diwarisi oleh Malahayati. Kendatipun dirinya hanya seorang wanita, ia juga ingin menjadi seorang pelaut yang gagah berani seperti ayah dan kakeknya.

Malahayati pada awalnya adalah dipercaya sebagai kepala pengawal dan protokol di dalam dan luar istana. Karir militernya menanjak setelah kesuksesannya “menghajar” kapal perang Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Cornelis de Houtman yang terkenal kejam. Bahkan Cornelis de Houtman tewas ditangan Malahayati pada pertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada 11 September 1599.

Masa Gadis

Pada masa Malahayati masih gadis remaja, Kerajaan Aceh telah memiliki Akademi Militer yang bernama Mahad Baitul Maqdis, yang terdiri dari jurusan Angkatan Darat dan Laut, dengan para instrukturnya sebagian berasal dari Turki.

Sebagai anak seorang Panglima Angkatan Laut, Keumalahayati mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan yang ia inginkan. Setelah melalui pendidikan agama di meunasah, dan dayah.

Malahayati berniat mengikuti karir ayahnya yang pada waktu itu telah menjadi Laksamana. Sebagai seorang anak yang mewarisi darah bahari, Keumalahayati bercita-cita ingin menjadi pelaut yang tangguh. Untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang pelaut, ia kemudian ikut mendaftarkan diri dalam penerimaan calon taruna di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis.

Cucu dari Laksamana Muhammad Said Syah ini terbilang istimewa. Keleluasaannya memilih jenjang pendidikan itu dilandasi atas kecerdasan yang dimiliki.

Berkat kecerdasan dan ketangkasannya, ia diterima sebagai siswa taruna akademi militer tersebut. Pendidikan militer pada tahun pertama dan kedua ia lalui dengan sangat baik, karena ternyata ia adalah seorang taruna wanita yang berprestasi sangat memuaskan.

Sebagai taruna yang cakap dan mempunyai prestasi yang sangat menonjol telah membuat la sangat dikenal di kalangan para taruna lainnya, termasuk juga para taruna yang setingkat lebih tinggi dari dirinya. Maka tidak mengherankan kalau banyak mahasiswa di Akademi Militer tersebut yang sayang padanya. 

Bahkan banyak pula yang telah tertambat hatinya pada wanita tersebut. Namun di antara sekian banyak taruna laki-laki yang jatuh cinta padanya, tidak ada yang berkenan di hatinya. la lebih mementingkan pendidikannya dari pada memikirkan hal-hal yang menurutnya belum saatnya untuk dilakukan.

Sebagai siswa yang berprestasi di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis, Keumala berhak memilih jurusan yang ia inginkan. Sebagai seorang anak yang mewarisi darah bahari, ia memilih jurusan Angkatan Laut. 

Maklum karena sejak kecil jiwa pelaut telah ditanam oleh ayah dan kakeknya. Dalam masa-masa pendidikan militernya, ia berhasil dengan mudah melahap semua ilmu-ilmu yang diberikan oleh para instrukturnya.

Prestasi Malahayati tersebar di lingkungan istana. Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil pada masa pemerintahan 1589 M--1604 M mengangkat Malahayati sebagai komandan protokol Istana Darud-Dunia di Kesultanan Aceh Darussalam.

Jabatan ini menuntutnya piawai menguasai wawasan etika dan keprotokolan.

Pada suatu saat di Kampus Akademi Militer Mahad Baihil makdis tersebut, Keumala berkenalan dengan seorang calon perwira laut yang lebih senior dari dirinya. Perkenalan berlanjut hingga membuahkan benih-benih kasih sayang.

Keduanya akhirnya sepakat menjalin cinta. Setelah tamat pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis, keduanya akhirya menikah sebagai suami-istri. Sayang, identitas suaminya tidak terlalu terungkap di berbagai manuskrip.

Suaminya disebutkan gugur di palagan Selat Malaka ketika melawan Portugis.

Pasukan Inong Balee (wanita janda)

Laksamana Keumalahayati
Setelah suaminya gugur, Malahayati memohon kepada Sultan al-Mukammil, raja Aceh yang berkuasa dari 1596-1604, untuk membentuk armada perang. Prajuritnya adalah para janda pejuang Aceh yang gugur dalam pertempuran di Selat Malaka itu.

Gayung bersambut. Saat itu Kerajaan Aceh memang tengah meningkatkan keamanan karena gangguan Portugis. Usul membentuk armada dikabulkan, Malahayati diangkat jadi Panglima Armada Inong Balee atau Armada Perempuan Janda. 

Ia didaulat sebagai laksamana. Sejak itulah gelar laksamana angkatan laut perempuan pertama ia sandang.

Pasukan itu bermarkas di Teluk Lamreh Krueng Raya. Benteng Kuto Inong Balee dengan tinggi sekitar tiga meter dibangun. Lengkap dengan meriam. Sisa-sisa benteng itu kini masih bisa dilihat di Aceh.

Sebagai seorang laksamana angkatan laut, peran Malahayati sangat krusial. Debut pertempuran perdananya ialah melawan Portugis di perairan Selat Malaka.

Tak hanya menyusun pertahanan di darat. Pasukan Inong Balee dilengkapi seratus lebih kapal perang. Pasukan yang semula hanya 1000 orang, lama-lama bertambah hingga mencapai 2000 pasukan. Armada asing yang melintas di Selat Malaka pun menjadi gentar.

Tak jauh dari pangkalan militer tersebut, Malahayati juga membangun Benteng Inong Balee. Kekuatan armada pimpinan Malahayati terbilang luar biasa. Ini terbukti dengan sepak terjangnya selama mengawasi Pelabuhan Syahbandar.

Mata uang dan koin emas

John Davis, seorang berkebangsaan Inggris, nahkoda di sebuah kapal Belanda yang mengunjungi Kerajaan Aceh pada masa Malahayati menjadi Laksamana. melaporkan, Kerajaan Aceh pada masa itu mempunyai perlengkapan armada laut terdiri dari 100 buah kapal perang, diantaranya ada yang berkapasitas 400 - 500 penumpang. 

Pada saat Malahayati menjadi laksamana, komoditas ekonomi yang dihasilkan bumi dan laut Aceh dan daerah-daerah Semenanjung Melayu sangat melimpah ruah sehingga banyak digemari bangsa Barat seperti Belanda, Portugis, dan Inggris. Di antara komoditas andalan Aceh adalah lada dan rempah-rempah. 

Aceh begitu terbuka untuk bekerja sama dengan mereka, tetapi sayang bangsa-bangsa Barat yang rakus dan ingin menguasai komoditas yang bukan hak mereka dengan berbagai cara mulai dan trik halus seperti membuat perjanjian dagang sampai yang paling kasar menyerang Aceh. 

Pada saat itu, Aceh telah menggunakan uang resmi yang digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan antar bangsa. Mata uang yang berbedar saat itu adalah ringgit dan dirham Aceh, rial cap meriam Portugis, ringgit cap matahari Jepang dan ringgit cap tongkat lnggeris. Uang yang diterbitkan Aceh terbuat dari tembaga, perak dan emas. 

Masa itu Kerajaan Aceh memiliki angkatan perang yang kuat. Selain memiliki armada laut, di darat ada pasukan gajah. Kapal-kapal tersebut bahkan juga ditempatkan di daerah-daerah kekuasaan Aceh diberbagai tempat. Untuk menerbitkan uang ini, Aceh secara khusus mengundang ahli emas dan India dan ditempatkan di Kampung Pandee.

Membunuh Cornelis de Houtman

Cornelis De Houtman
Peran Malahayati berlangsung hingga masa perlawanan Belanda. Kekuatan Malahayati mendapat ujian pertamakalinya ketika terjadi kontak senjata antara Aceh dengan pihak Belanda. 

Pada tanggal 21 Juni 1599 saudagar Belanda datang di Aceh, mereka menggunakan kapal De Leeuw dan De Leeuwin. Dua kapal itu di bawah kendali dua orang bersaudara yakni Cornelis De Houtman dan Frederick De Houtman. 

Cornelis de Houtman, orang Belanda pertama yang tiba di Indonesia. Pasukan ekspedisi dari Belanda itu yang baru saja selesai berperang dengan Kesultanan Banten.

Setibanya di Aceh, keduanya disambut dengan baik oleh Sultan di istana. Kedatangan dua orang bersaudara ini berhasil memikat Sultan sehingga Belanda diizinkan untuk melakukan perdagangan dengan Aceh sekaligus diizinkan untuk membuka kantor dagang di Aceh. 

Kerjasama ini dimanfaatkan Aceh untuk menyewa kapal-kapal Belanda yang akan digunakan untuk mengangkut pasukan ke Johor. Perjanjian sewa kapal itu ditandatangani tanggal 30 Juli 1599 dan direncanakan berangkat pada tanggal 11 September 1599. 

Namun sayang, menjelang keberangkatan pasukan Aceh ke Johor, pihak Belanda mengingkari perjanjian tersebut dan kapten kapal yang bernama J. Van. Hamskerek pun melarang pasukan Aceh naik ke atas kapal. Aceh tidak terima dengan perlakuan itu. 

Sebagian pasukan Aceh yang telah berada di atas kapal langsung marah dan mengamuk ketika Belanda menembaki beberapa pembesar Aceh yang masih berada di atas sampan termasuk kerabat sultan dan korban dan kedua belah pihak pun tidak bisa dihindari. 

Pertempuran antara pasukan Aceh dan Belanda di laut dilaporkan ke Sultan dan didengar Keumalahayati yang saat itu menjadi Panglima Pengawal lstana. Saat itu juga, Keumalahayati memberi komando pasukannya untuk berkumpul dan mengepung kantor perwakilan dagang Belanda. 

Di darat pun terjadi tembak-menembak antara pasukan Belanda dan anak buah Keumalahayati. Dalam waktu singkat pasukan Keumalahayati berhasil membuat pasukan Belanda menyerah setelah sebagian besar tewas di tangan anak buah Malahayati.

Dalam penyerangan itu, Cornelis de Houtman sendiri tewas ditangan Malahayati dan beberapa anak buahnya juga terbunuh. Sedangkan Federick de Houtman ditawan selama dua tahun dan dijebloskan ketahanan kerajaan Aceh.

Namun ketika mereka hendak membakar kantor dan gudang Belanda, Sultan melarang dan atas komandan Malahayati rencana untuk membakar gedung itu batal dilakukan demi mentaati perintah Sultan.

Negosiator Ulung

Jacob Cornelisz. van Neck
Tak kapok, Pada 21 November 1600, Belanda mengirim pasukan ke Malaka. Kali ini di bawah komando Paulus van Caerden. Mereka menjarah dan menenggelamkan kapal-kapal yang penuh rempah-rempah di pantai Aceh. 

Juni tahun berikutnya, Malahayati berhasil menangkap Laksamana Belanda, Jacob van Neck, yang tengah berlayar di pantai Aceh. Setelah berbagai insiden, Belanda mengirim surat diplomatik dan memohon maaf kepada Kesultanan Aceh melalui utusan Maurits van Oranjesent.

Peristiwa terbunuhnya de Houtman penawanan  Jacob Cornelisz van Neck, sesuatu yang menggegerkan bangsa Eropa dan terutama Belanda sekaligus menunjukkan kewibawaan Keumala ketika Mahkamah Amsterdam menjatuhkan hukuman denda kepada Van Caerden sebesar 50.000 gulden yang harus dibayarkan kepada Aceh.

Tak hanya sebagai laksamana, Malahayati ternyata juga merupakan sosok negosiator ulung.

Maurits van Oranje sent
Pada Agustus 1601, Malahayati memimpin Aceh untuk berunding dengan dua utusan Maurits van Oranje sent, Laksamana Laurens Bicker dan Gerard de Roy.

Mereka sepakat melakukan gencatan senjata. Belanda juga harus membayar 50 ribu gulden tersebut sebagai kompensasi penyerbuan yang dilakukan van Caerden.

Denda tersebut adalah buntut tindakan Paulus van Caerden ketika datang ke Aceh menggunakan dua kapal, menenggelamkan kapal dagang Aceh serta merampas muatannya berupa lada, lalu pergi meninggalkan Aceh. 

Malahayati memerintahkan pasukannya bergerak ke laut mengejar Belanda. Dengan armada sampan dan perahu kecil mereka mengejar kapal Belanda yang ukurannya lebih besar. 

Untuk mempercepat laju kapalnya, Belanda membuang sauh agar kapal cepat melaju di laut dan bebas bergerak menghindari kejaran pasukan Keumalahayati menuju pulau Ceylon. Namun keduanya dapat dikejar dan akhirnya ditahan di Aceh. 

Sampai ke telinga Elizabeth I


Sepak terjang Malahayati sampai juga ke telinga Ratu Elizabeth, penguasa Inggris. Tak seperti Portugis dan Belanda, Negeri raksasa itu memilih cara damai dengan Aceh saat hendak melintas Selat Malaka. Pada Juni 1602, Ratu Elizabeth I memilih mengutus Sir James Lancaster ke Aceh.

Sultan memerintahkan Laksamana Keumalahayati untuk menyambut kedatangan orang-orang Inggris. Sumber wikipedia menyebutkan Sir James Lancaster bersama rombongan pertama kali mendarat di Aceh pada 5 Juni 1602.

Surat baik-baik dari Ratu Elizabeth I yang dibawa oleh Lancaster untuk Sultan Aceh, membuka jalan bagi Inggris untuk menuju Jawa dan membuka pos dagang di Banten.

Ketika menyambut utusan Inggris. Laksamana Keumalahayati melaksanakan semua instruksi sultan dalam rangka penyambutan utusan Inggris yang pada saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. 

Sir James Lancaster
Ini dilakukan karena Laksamana Keumalahayati berpendapat bahwa bersahabat dengan Inggris Aceh akan mempunyai kekuatan dan bergaining yang lebih tinggi sehingga bisa dimanfaatkan untuk menghadapi Portugis. 

Sir James Lancaster dan para pengiringnya disambut dengan jamuan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah pada malam hari.  Selama di Aceh, Malahayati memberikan perlindungan penuh bagi utusan Inggris. 

Ini dibuktikan dengan kedatangan Keumalahayati di tempat penginapan Sir Lancaster pada sore hari pada pertama kedatangannya setelah pagi harinya didatangi seorang utusan yang menyampaikan surat khusus dari sultan.

Kedatangan Malahayati ke penginapan Sir Lancaster untuk memberi tanda mata berupa zamrud. Di samping itu, Malahayati juga membawa kabar penting tentang kedatangan 20 armada Portugis di Malaka dan akan ke perairan Aceh. 

Perempuan pemberani ini memberi saran kepada utusan Ratu Elizabeth agar segera meninggalkan Aceh untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Lancaster ingin tetap bertahan di Aceh namun Laksamana meyakinkan bahwa Portugis akan menimbulkan bencana jika Lancaster tetap di Aceh karena Portugis juga mengincar perdagangan dengan Aceh terutama lada namun belum mendapatkan izin dan Sultan Sayid Mukammil. 

Malahayati menjanjikan, jika Lancaster mau meninggalkan Aceh saat itu, ia berjanji akan menahan Portugis di perairan Aceh selama 10 hari agar tidak bisa mengejar utusan Ratu Elizabeth itu. Setelah mendapat jaminan keamanan akhirnya Lancaster bersama rombongan meninggalkan Aceh pada malam itu juga untuk segera kembali ke Inggris. 

Keberhasilan menempuh jalan damai ini membuat James Lancaster dianugerahi gelar bangsawan sepulangnya ia ke Inggris.

Peristiwa penting lainnya selama Malahayati menjadi Laksama adalah ketika ia mengirim tiga utusan ke Belanda, yaitu Abdoelhamid, Sri Muhammad dan Mir Hasan ke Belanda. Ketiganya merupakan duta-duta pertama dari negara/kerajaan di Asia yang mengunjungi negeri Eropa.

Rombongan duta Aceh itu tiba pada Agustus 1602, tapi pada 9 Agustus Abdul Hamid sendiri meninggal dunia di negeri Eropa dan dimakamkan diperkarangan gereja St Pieter di Middelburg, Zeeland.

Tahun 1602, Abdul Hamid beserta rombongan tiba di Belanda.

Malahayati disebut masih memimpin pasukan Aceh menghadapi armada Portugis di bawah Alfonso de Castro yang menyerbu Kreung Raya Aceh pada Juni 1606. Sejumlah sumber sejarah menyebut Malahayati gugur dalam pertempuran melawan Portugis itu. 

Dia kemudian dimakamkan di lereng Bukit Lamkuta, sebuah desa nelayan yang berjarak 34 kilometer dari Banda Aceh.

Malahayati sungguh melegenda. Banyak cacatan orang asing tentang Malahayati. Kehebatannya memimpin sebuah angkatan perang ketiga itu diakui oleh negara Eropa, Arab, Cina dan India. Namanya saat ini dipakai untuk jalan, rumah sakit, universitas di Pulau Sumatera, hingga kapal perang TNI Angakatan Laut. 

Di bawah Sultan Iskandar Muda (1607 M--1636 M), Aceh mencapai puncak kejayaannya bersama Laksamana Keumalahayati, sang pahlawan wanita tiga zaman.

***

Pada zaman moderen ini ternyata juga ada banyak perempuan-perempuan Indonesia yang hebat sebagai pelaut.

1. Capt. Etin Kartini

Tak mudah mengubah pandangan orang terhadap perempuan yang meniti karier di bidang yang biasanya sangat “lelaki”. Anggapan miring pun bisa muncul, mulai dari melabrak kodrat, mengancam kelanggengan keluarga, dan berbulan-bulan bergelut dengan awak kapal yang hampir bahkan semuanya adalah kaum Adam. Kalau meminjam istilah pelayaran, lelaki selalu di haluan, perempuan berkecenderungan di buritan.
Namun Entin Kartini memecah mitos itu. Perempuan juga bisa di haluan: maju meninggalkan buritan. Kendati tak menampik anggapan umum masyarakat, ibu tiga orang anak yang sudah menjadi nakhoda puluhan tahun itu tak terlalu mempersoalkannya.

Suaminya bilang, sayang kalau pendidikan tidak dituntaskan. Yang paling mengerti niatnya meneruskan cita-cita hanya keluarga. Toh kini Entin bisa berbahagia bersama keluarga, tapi juga bisa mewujudkan impiannya. Jejaknya berawal ketika lulus Akademi Ilmu Pelayaran (AIP)—yang kini dikenal sebagai Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran(STIP)—pada 1970.

Kerja sebagai nakhoda pun dimulai. Meski sempat terhambat, karena menikah dan kemudian mengandung, itu tak membuatnya berhenti berharap. Pekerjaan yang ditekuninya tak hanya harus menguasai teori tetapi juga mahir berpraktek, tak lain di lautan. Tak serta merta selesai pendidikan lalu didaku sebagai nakhoda. Itu baru fase lulus tahap MPB (Mualim Pelayaran Besar) IV. Supaya afdol, ditambah dua tahun berlayar untuk mendapatkan sertifikat MPB II. Nah, baru dibilang seorang nakhoda jika sudah melewati dua tahun pelayaran untuk memeroleh MPB I atau setingkat strata 2.

Dia bersyukur. Selain dia, ada seorang perempuan lagi yang berhasil lulus seangkatan. Tapi yang meneruskan karier sebagai pelaut hanya Entin. Rekannya kemudian beralih profesi di sebuah perusahaan minyak nasional. Lalu bagaimana bukan sebuah kebanggaan, setelah angkatan dia, Akademi Maritim Indonesia (AMI) Jakarta yang kini beralih nama menjadi Sekolah Tinggi Maritim Indonesia (STMI) itu sempat tak menerima taruna perempuan untuk jurusan nautika yang diarahkan sebagai nakhoda. Akhirnya, hanya Entin seorang yang tangguh menempuh pengalaman di dunia pelayaran.

Bukan kebanggaan besar jika setiap pelayar pernah Mandi Khatulistiwa, kala menyeberangi wilayah garis khatulistiwa lintang nol derajat yang diambil dari tradisi Yunani itu, seraya menumbuhkan semangat bahari. Bukan pula karena ia harus menyadari betapa sulitnya rintangan dan risiko yang mesti dihadapi di laut.

Keunggulan Entin ada pada niatnya. Setelah lulus AIP, di kapal Tampomas, dia menjadi mualim tiga termuda. Lebih khusus lagi: mualim perempuan termuda. Mulai dari kapal barang kecil, beralih ke kapal barang besar, hingga akhirnya diperkenankan membawa kapal besar. “Nggak ujuk-ujuk bisa…” katanya dengan logat Sunda yang kental.

Tak hanya mampu membuang sauh di kepulauan Nusantara, Entin juga pernah dipercayakan membawa kapal penumpang kesepuluh yang dipesan pemerintah Indonesia dari galangan kapal L Meyer, Papenburg, Jerman. Itu peluang emas.

Ceritanya sekitar 1989, dia diposisikan di bagian personalis PT Pelni. Sesekali jika ada nakhoda berhalangan, Entin yang menggantikan. Saat bertemu Habibie, Menristek saat itu, dia ditanya, “Kamu masih bisa bawa kapal, siap bawa kapal kesepuluh dari Jerman?” Entin mengiyakan. Kapal yang dimaksud ialah KM Awu, kapal bertipe penumpang.

Meski KM Awu bukan satu-satunya pesanan Indonesia dari Jerman, tapi itu bersejarah bagi Entin sebagai mualimnya. Bahkan sebelum KM Awu selesai dirakit, dia sudah melepaskan jangkar kapal selama enam bulan. Saat Habibie menawarinya dan Azwar Anas selaku Menhub saat itu mengizinkannya, Entin menghargainya sebagai “tugas khusus” bukan “pengganti”.

2.Capt. Agustin Fitriyah

Urat takut Agustin Fitriyah sepertinya sudah putus. Keseharian perempuan berusia 34 tahun ini akrab dengan lautan. Dia lebih suka menaklukkan gelombang dan arus laut yang dahsyat dibandingkan kemacetan Jakarta.
“Di daratan, saya stres melihat macet,” kata Agustin, saat diwawancarai eksklusif tim Rakyat Merdeka, Ratna Susilowati, Kartika Sari, Aditya Nugroho dan Siswanto. Wawancara berlangsung dalam suasana santai sambil makan siang di Mall Summarecon Bekasi, Sabtu (10/10).

Agustin boleh dibilang wanita langka. Indonesia baru punya satu nahkoda wanita di kapal tanker. Ngobrol dengannya cair. Langsung klik, seperti bicara dengan teman lama. “Padahal saya lebih sering ketemu ikan lho, daripada ketemu orang ha...ha...ha..,” kelakarnya sambil tertawa lebar.

Agustin menahkodai Kapal Tanker MT Merbau dengan kapasitas 3500 kiloliter. Kalau satu truk tanki BBM berisi 1.000 liter, berarti yang diangkut oleh Agustin setara dengan 3.500 truk tanki. Setelah diwisuda, cita-cita Agustin berikutnya adalah menahkodai kapal tanker gas yang kapasitasnya lebih besar.

Agustin adalah sulung dari dua bersaudara. Ayahnya seorang polisi, asli Jombang dan ibunya dari Bondowoso, kini tinggal di Jember. Suami Agustin adalah seorang kepala desa di sana, dan memiliki seorang putra. “Jadi saya ini Ibu Lurah,” katanya tertawa.

Setiap kali berlayar, minimal dia lima bulan meninggalkan rumah, bahkan pernah setahun. Tapi ketemu suami bisa dua kali sebulan. “Saya sandar di kota mana, saya telepon suami, dan dia datang menyusul ke tempat saya,” ujar Agustin.
“Suami sering cemburu, tapi dia juga tetap bertahan di Jember, karena cinta sama rakyatnya. Prinsip saya, bukan mangan ora mangan sing penting ngumpul. Tapi ora ngumpul rapopo, sing penting mangan ha...ha...ha...,” candanya tertawa lebar.

KAPAL penyeberangan di Ketapang-Gilimanuk rupanya punya andil besar dalam perjalanan hidup Agustin. Di kapal itu, dia pernah bertemu Mualim 3 (Third Officer) wanita, yang menceritakan tentang pekerjaannya. “Gaji dia saat itu Rp 3 juta. Dan saya berpikir, itu sebesar gaji bapak saya ketika itu,” kenang Agustin.
Karenanya, melamarlah dia sekolah di PIP (Politeknik Ilmu Pelayaran) di Semarang, Jawa Tengah. Dan diterima. “Saya miskin, prinsipnya saya sekolah beasiswa, dan bisa segera dapat pekerjaan,” katanya.
Ayahnya yang polisi sempat menentang keinginannya jadi pelaut. “Dalam pikiran ayah, pelaut itu pekerjaan lelaki, biasanya bertato, pakai anting. Kamu nanti nggak bisa pupuran (bedakan) ha...ha...ha...,” kisah Agustin sambil tertawa, mengingat kata-kata ayahnya, dulu.

Tapi tekadnya kuat. Dia yakin bisa lebih berhasil dari ayahnya. “Bapak bilang, kalau saya jualan tahu, anak saya jangan lagi jualan tahu. Tapi minimal harus jadi juragan tahu,” ujar Agustin.

Selepas lulus sekolah di PIP, dia berlayar. Jadi Mualim di Kapal Penyeberangan Merak-Bakauheni, lalu banting setir jadi dosen di Universitas Hang Tuah. Tapi, melaut rupanya panggilan jiwa. Meskipun posisinya saat itu sudah Dekan, dia ingin kembali ke laut. Agustin lalu sekolah Ahli Nautika 2, dan akhirnya bekerja di Pertamina. Cita-cita jadi nahkoda kapal tanker pun meletup. “Bisa nggak ya di kapal tanker. Rasanya keren kalau bisa,” kisahnya.

Motivasinya cukup kuat. Agustin pun lalu ikut tes. Banyak kawannya yang underestimateatas kemampuannya, tapi dia tak peduli. Sampai akhirnya diterima sebagai satu-satunya nahkoda wanita untuk kapal tanker. Jabatannya menanjak dari Mualim 3, lalu Mualim 2, dan Mualim 1. Suatu saat Agustin bertugas ke Singapura dan bertemu Ibu Karen (Karen Agustiawan, Dirut Pertamina saat itu) dan dia disemangati. “Ah masak cuma sampai Chief Officer. Ayo kamu pasti bisa lebih tinggi,” pesan Karen saat itu.


3. Capt. Sri Wahyuni



Belum banyak kaum hawa yang menekuni pekerjaan sebagai awak kapal. Apalagi bertindak sebagai nakhoda. Kalau yang bekerja sebagai officer, tidak sedikit. Salah satu nakhoda kapal perempuan, Sri Wahyuni, ditemui Tempo sewaktu mengikuti paket Dinner di perairan Tanjung Benoa Bali, pekan lalu.

Kapten Sri Wahyuni, 30 tahun, menakhodai kapal pesiar Bounty Cruises (BC), yang telah dilakoninya sejak 2006. Perempuan kelahiran Solo itu merupakan tamatan Akademi Maritim Nasional Indonesia di Semarang, 2002. Yuni, demikian panggilannya sehari-hari, dalam keluarga merupakan satu-satunya anak perempuan, dari enam bersaudara, yang memilih berkarir sebagai orang kapal. Yuni memulai karirnya di kapal tug boat, yang sudah menjelajahi perairan Vietnam, Thailand, dan Filipina.
‘’Saya pernah tenggelam di perairan Laut Cina Selatan. Ombak sampai tujuh meter,’’ tuturnya. Waktu itu, 18 Januari 2003, ia masih menjadi mualim (officer) kapal kargo Eng Lee Shipping. Ia juga pernah memegang tug boatmemuat minyak mentah.

Petang hari itu ia membawa 141 orang peserta Dinner selama 2,5 jam sejak pukul 18.00. Pada pagi harinya, ia membawa 280 orang wisatawan Day Cruise ke Nusa Lembongan, timur Tanjung Benoa, 45 menit perjalanan berlayar hingga balik sore harinya, pukul 16 waktu setempat.

Kapal yang dapat menampung 600-an orang penumpung tersebut, berawak 32 orang, termasuk anggota entertainer 13 orang, bisa melaju maksimum sekitar 30 knot. Untuk pelayaran Dinner, hanyalah lima knot. Di situ ada Cruise Coordintaor Yoyo – seorang alumni Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua - yang membantu Yuni mengatur aktivitas wisatawan.

Sore itu, ia ditemani seorang anaknya yang masih berusia tiga tahun, Gilberth Wahyu Winugroho Lengkong, yang mendatanginya di Tanjung Benoa, sepulangnya dari Nusa Lembongan. Wahyu adalah anak pertamanya dari suami yang juga seorang kapten kapal milik Pertamina, Yohanes Lengkong.

Apakah dia diistimewakan? ‘’Kalau diperlakukan istimewa, karena dia kapten, bukan karena perempuan,’’ kata masinis BC, Anta Subagia, yang berada di anjungan kapal membantu Sri Wahyuni.



***

Untuk sekadar hiburan mungkin ada yang berminat menonton filem ini ...